pengeras suara saling bertalu-talu
terus meluncur dengan payah kaki melangkah
kuatkan diri sepintas tiada rasa lemah
sinarpun datang dengan malu ia mengintip dibalik pegunungan
tetap gunung takkan menyingkir walau kepanasan menghdapinya
dia keluar sambut mentari yang masih perawan
dihirup udara segarnya serta menatap hijaunya dedaunan
unggas mulai panik di kejutkan dengan datangnya pagi
mereka lapar mencoba menghibur anaknya dengan bunyian
sang juragan masih tertidur pulas di dipan yang kuat
dan dia bangun sadar , mencoba beraksi memenuhi kewajiban
setelah selesai
ia kembali jalani rutinitas
melanglang dunia yang penuh ujian suka dan tawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar